Surabaya — Melalui forum Liqo Masyaikh, STIDKI Ar Rahmah meneguhkan kembali tradisi pesantren yang dirajut dalam sistem pendidikan tinggi. Kegiatan rutin ini menyuguhkan momen bagi mahasiswa-mahasantri untuk bersorogan langsung kepada para kiyai, mempererat ikatan pengetahuan dan spiritualitas yang menjadi fondasi dakwah masa depan.
Seperti ditegaskan dalam tradisi keilmuan, Liqo Masyaikh bukan sekadar ritual pelengkap, melainkan sebuah strategi pendidikan: “Liqo ini bukan hanya soal transfer ilmu secara tekstual, tetapi juga sarana memperkuat hubungan murid-guru dalam koridor spiritual dan adab,” ungkap salah seorang pembimbing akademik. Dalam konteks ini, Liqo berfungsi sebagai pijakan penting untuk mencetak generasi imam dan manajer masjid yang tak hanya kompeten secara intelektual, namun juga berkarakter luhur.
Kegiatan pekanan ini menampilkan tiga tokoh ulama yang membagi kekayaan ilmu dari ranah berbeda:
Kegiatan ini menggambarkan bentuk nyata integrasi ilmu dan adab: mahasiswa tidak hanya menyimak, tetapi aktif menyampaikan bacaan (sorogan), berdiskusi, dan mencuri hikmah dari setiap detik keilmuan para kiyai. Tradisi ini menjadi sarana memperdalam keilmuan sekaligus mempererat ikatan batin, demi mendampingi penyiapan lahirnya pemimpin masjid yang berintegritas.
Ke depannya, STIDKI Ar Rahmah berharap Liqo Masyaikh menjadi bagian tak terpisahkan dari blueprint penguatan pendidikan karakter dan spiritualisme kampus. Tradisi ini diharapkan mampu menjadi pintu masuk lahirnya tokoh dakwah—imam, da’i, atau penggerak masyarakat—yang luwes berpikir akademik dan matang berakhlak.
Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Ar Rahmah Surabaya
Jl. Teluk Buli I No. 3-5-7, Perak Utara, Kec. Pabean Cantian, Surabaya
Copyright © 2025 STIDKI AR-RAHMAH || All Rights Reserved