Awalnya adalah sebuah keprihatinan. Dari berbagai kesempatan mengunjungi banyak masjid, tak sedikit yang menyisakan pengalaman kurang menggembirakan. Kadang berupa masalah ‘sepele’ seperti sandal jamaah yang tidak rapi, parkir kendaraan yang tidak tertib, hingga bau kurang sedap yang menyebar dari kamar kecil masjid.
Di tempat lain, keprihatin bisa lebih mendalam. Misal, ada masjid yang secara infrastruktur sudah sangat bagus, tapi sayang kegiatannya masih ‘sekedar’ ibadah ritual rutin, belum mampu memberi peran lebih produktif bagi masyarakat. Kemegahan gedung tak sebanding dengan kontribusinya.
Kenyataan ini tentu sangat berbeda dengan idealita keberadaan sebuah masjid. Secara etimologis, kata masjid berasal dari sajada-yasjudu-sujudan, tempat kita bisa bersujud meyembah Allah. Dari sudut sosiologis, masyarakat Indonesia memahami masjid sebagai tempat umat Islam melaksanakan serangkaian ibadah, tak hanya shalat.
Dalam prespektif lebih jauh, menilik perjalanan dakwah yang telah kita lewati, terutama di masa awal Islam yang gemilang, paling tidak ada 6 fungsi masjid. Yakni, masjid sebagai tempat beribadah, sebagai pusat pendidikan, menjadi pusat informasi, tempat umat menyelesaikan masalah/pertikaian yang terjadi, basis kegiatan ekonomi, hingga sebagai pusat kegiatan sosial politik (dalam pengertian luas).
Karena keprihatinan tak boleh berhenti sebagai kemandegan, maka kita justru harus merubahnya menjadi sumber inspirasi untuk memperbaiki diri. Dari sinilah titik anjak kehadiran Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah diniatkan.
Impian kami jelas: bagaimana caranya mengembalikan fungsi masjid yang ‘ussisa ‘ala attaqwa’, dibangun atas dasar taqwa (QS At Taubah, 108), mampu mewarnai kehidupan dengan ketaatan.
Langkah yang kami pilih insyaAllah juga jelas: melalui STIDKI Ar Rahmah ini, kami ingin memulainya dengan medidik para imam masjid yang profesional, yang kehadirannya mampu memberi inspirasi membangun masjid sebagai pusat dakwah pemberdayaan umat. Pemimpin pembaharu yang berkomitmen kuat membimbing masyarakat bersama membangun peradaban berlandaskan iman.
Semoga Allah meridloi upaya ini. Semoga kita semua senantiasa diberi kekuatan oleh Allah untuk mewujudkan segala cita-cita dan harapan. Amin. (*)