Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah Surabaya kedatangan tamu dari Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan Fakultas Dakwah. Pada ruang rapat lantai dua kampus penghafal Alqur’an, keduanya melakukan dialog (Kamis, 14 juli 2022). STIDKI Ar Rahmah dan IDIA saling berbagi pengalamannya dalam mengelola Fakultas dan Prodi.
Dr. Muhammad Fattah, M.A selaku dekan Fakultas dakwah sebagai pembuka dialog beliau memperkenalkan 12 orang staf yang mendmpingi beliau dalam acara dialog. Dekan Fakultas dakwah itu menyatakan,
“kedatangan kami kesini dalam rangka ingin kolaborasi bersama STIDKI Ar Rahmah yang sudah seperti keluarga sendiri. Kami ingin ingin tahu dan ingin belajar bagaimana kampus ini dalam melakukan ketatakelolaan administrasi mahasiswa, kemudian juga tentang MBKM yang ada di sini, kapan pelaksanaannya.”
Pembukaan yang disampaikan menjadi semakin harmonis. Dialog tertap berjalan dengan serius akan tetap dengan suasana santai.
Dari pihak STIDKI Ar rahmah Surabaya mendeskripsikan bagaimana pengalaman para Staf dalam mengelola Prodi dan Fakultas. Ust Ahmad Faiz Khudlari Thoha, MM menjelaskan,
“walaupun kampus kami sudah ada sejak 2015, kita berjalan secara sistemik itu baru pada tahun 2020. Kurang lebih baru 2 tahun ini berjalan.”
Lanjut Ust Ahmad Faiz Khudlari Thoha selaku Kaprodi Manajemen Dakwah STIDKI Ar Rahmah Surabaya, bahwa kampus ini masih sangat-sangat butuh fatwa dan banyak belajar dari kampus IDIA, mengingat usia yang masih sangat muda dalam mengelola sekolah tinggi ini. Beliau menambahkan bahwa kampus ini terus berbenah untuk menjadi lebih baik.
Para Asatid dari STIDKI banyak menceritakan tentang bagaimana upaya-upaya pembenahan itu dilakukan. Mulai dari bagaimana realisasi MBKM yang digagas oleh Mentri pendidikan Bapak Nadiem Makarim. Seperti yang dijelaskan oleh Kaprodi Manajemen Dakwah, Ust. Ahmad Faiz Khudlari Thoha, MM, bahwa langkah-langkah yang ditempuh oleh kampus di antaranya adalah, melakukan Magang Berbasis Masjid dengan kurun waktu yang telah ditentukan dan sepakati dalam konversi sebanyak 20 SKS. Maka kampus mulai memberanikan diri untuk menempuh ini dalam rangkah melatih keberanian dan kepemimpinan Mahasiswa.
Pada momen dialog ini pula, para dosen STIDKI Ar Rahmah mengambil kesempatan untuk bertanya, diantaranya bagaimana realisasi MBKM dan Pengelolaan Jurnal yang ada di IDIA.
Setidaknya ada beberapa poin dari tanggapan Dekan Fakultas Dakwah IDIA bersama Staf,
Menurut IDIA bahwa dalam realisasi MBKM, STIDKI Ar Rahmah sudah on Going atau terlaksana lebih dulu. Sedangkan IDIA dalam tahap perencanaan. Untuk perihal bagaimana idealnya MBKM untuk dimulai, setiap perguruan tinggi diberikan kebebasan dalam menafsirkan maksud dari pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang digagas oleh bapak Mentri. Selama belum ada aturan atau Undang-undang yang membatasi tentang pelaksanaannya.
IDIA juga menceritakan pengalaman dalam mengelola jurnal dan trik menyelesaikan problem yang ada di dalamnya. IDIA sekarang memiliki 10 Jurnal, yang dimana setiap jurnal punya satu pengelola. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ketua LP2M IDIA bahwa dalam mengelola jurnal itu sesuatu yang sangat ribet. Tapi bagaimanapun wajah sebuah institusi terlihat dalam pengelolaan jurnal tersebut. Walaupun pada awalnya merasa kewalahan dalam pengelolaan jurnal ini dan punya hutang naskah di beberapa volume, maka salah satu cara yang ditempuh oleh LP2M dalam menyelesaikan persoalan ini adalah dengan mengadakan Madrasah Jurnal. Dimana semua petugas dikarantina selama dua hari. Tidak lupa IDIA juga mendatangkan pakar jurnal nasional sebagai pemantik dan penyemangat dalam mengelola jurnal.
Tentu dialog ini berbuah manis dengan keputusan perjanjian kerja sama antara STIDKI Ar Rahmah Surabaya dan IDIA Prenduan yang meliputi kegiatan penelitian, magang, dan praktek lapangan. Bukti perjanjian kerjasama itu dilanjutkan dengan penandatanganan MoU di atas Materai
