Saudaraku..
Dalam hidup ini :
~ Terkadang kita harus menangis..
~ Terkadang kita harus sakit..
~ Terkadang kita harus merasakan kesulitan..
~ Terkadang kita harus kehilangan..
Saudaraku..
Dalam kondisi seperti itu..
Maka segeralah untuk bercermin diri..
Mungkin saja ini merupakan hukuman ALLAH di dunia atas dosa yang telah kita kerjakan
Allah berfirman :
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)
(QS. 42:30)
Dan yang demikian itu sesungguhnya merupakan salah satu pertanda baik dari Allah..
Agar kita segera bertaubat dan memperbaiki kwalitas amal kita..
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambaNya maka Dia akan menyegerakan baginya hukuman di dunia
(HR. Tirmidzi dan Hakim)
Dan sebaliknya, ketika hidup ini terasa baik-baik saja.. tanpa ada ujian yang berarti..
padahal ibadah ini sepertinya biasa-2 saja..
Atau bahkan kita sering
menganggap kecil sebuah kemaksiatan
Maka segeralah bertanya..
Jangan-jangan ini adalah “ISTIDRAAJ/kebaikan yang sengaja Allah dahulukan,
agar kelak di akhirat berbalas siksa..
Dan bila kita sadar akan hal itu..
Sesungguhnya itu adalah salah satu pertanda baik dari Allah.. agar kita tidak lengah dan segera perbaiki diri supaya tidak ber-ujung pada sebuah penyesalan yang tidak berhingga nantinya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada hambaNya maka Dia akan menahan (mengakhirkan) hukuman atas dosanya hingga kelak disempurnakan balasannya di hari kiamat
Saudaraku..
Mari belajar untuk senantiasa berbaik sangka kepada ALLAH..
Ketika harapan tidak sesuai kenyataan..
Janganlah bersedih, kecewa, apalagi putus asa..
Karena sesungguhnya Allah lebih mengetahui akan apa yang kita butuhkan..
Yakinlah bahwa ALLAH sudah menyiapkan hal terindah pada waktunya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman :
Allah SWT berfirman :
Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku.
Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka.
Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta.
Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa.
Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari
(HR.Bukhari)
Baarakallahu fiikum Semoga bermanfaat
KH. Agung Cahyadi, MA